Kesal rasanya jika ketika asyik makan, tiba-tiba ada yang buang angin sembarangan alias kentut. Atau begitu selesai makan, ada orang yang seenaknya saja bersendawa. Namun, bagaimana jika hal itu dilakukan oleh si kecil?
Kebiasaan jorok memang sering kita jumpai pada usia anak-anak. Bagaimana ya, cara mengubah perilakunya itu?
Mengorek-ngorek Kotoran Hidung (Ngupil)
Menyentuh kotoran hidung sebenarnya tidak berbahaya, tapi memang menjijikkan. Risiko terburuknya adalah, anak mengorek terlalu keras sehingga timbul luka yang mengundang infeksi.
Untuk mencegahnya, ajarkan anak membersihkan rongga hidung tiap mandi dengan air. Menghirup air ke dalam hidung dan menyemprotkannya (seperti orang yang sedang berwudu sebelum salat) beberapa kali akan melunakkan kotoran sehingga mudah dikeluarkan, serta membantu menjaga kelembapan rongga hidung.
Kalaupun terpaksa harus membersihkan rongga hidung di depan umum, ajarkan anak memakai tisu atau saputangan, bukan jari.
Batuk atau Bersin Tanpa Ditutup
Kebiasaan ini menjijikkan sekaligus membahayakan orang lain. Partikel-partikel yang disemburkan orang batuk atau bersin bisa ’terbang’ sampai bermeter-meter dengan kecepatan tinggi. Dan di antara partikel tersebut ada kuman-kuman penyakit. Perlu diketahui, penyakit berbahaya seperti radang paru-paru dan radang selaput otak juga dapat ditularkan dengan cara ini.
Biasakan anak bersin dan batuk dengan suara yang wajar (tidak dikeras-keraskan) sambil menutupi mulut dan hidung dengan saputangan, tisu, atau minimal bagian dalam sikunya (bukan telapak tangannya). Kalau anak sering lupa membawa tisu/saputangan, selipkan di saku baju, di tas, atau di mana saja yang mudah anak temukan. Ajarkan ia mencuci tangan setelah bersin atau batuk.
Meludah Sembarangan
Kebiasaan ini tidak hanya menjijikkan, kasar dan sangat tidak sopan, tapi juga membahayakan orang lain. Ludah mengandung banyak sekali kuman merugikan, apalagi jika anak sedang sakit. Meludah di sembarang tempat sama saja menyebar penyakit ke mana-mana.
Biasakan anak meludah (tanpa membunyikannya keras-keras) di wastafel atau di kloset. Jika jauh dari kamar kecil atau wastafel, ajarkan untuk meludah pada tisu dan membuangnya ke tempat sampah, meludah langsung ke dalam tempat sampah, atau di saluran pembuangan air kotor.
Buang Angin Sembarangan
Kebiasaan ini sebenarnya tidak membahayakan, tapi amat mengganggu orang lain karena gas yang dibuang mengandung hidrogen belerang (H2S) yang berbau busuk. Buku The Doctor’s Book of Home Remedies for Children menyarankan agar orangtua membantu anak mengurangi produksi gasnya, misalnya dengan mengurangi hidangan yang mnegandung gas.
Selain itu, orangtua perlu juga menetapkan ‘zona bebas gas’. Katakan kepada anak, buang angin itu tidak masalah asal dilakukan sesuai aturan yang bisa diterima secara sosial. Misalnya, tidak dilakukan saat makan bersama atau dalam situasi sosial, melainkan di toilet atau di kamarnya. Jika aturan ini sering dilanggar, orangtua boleh memberi konsekuensi negatif, misalnya ”Kalau buang angin di depan orang, jatah main video game-nya dikurangi setengah jam misalnya.
Bersendawa Keras-keras
Si kecil suka bersendawa keras di depan orang banyak – menirukan iklan minuman bersoda di TV? Bersendawa keras bisa membuat sebagian orang merasa jijik, karena diasosiasikan dengan kondisi ingin muntah. Untuk mencegahnya, ajarkan anak makan dan minum perlahan-lahan – mengunyah dengan cermat, baru menelannya, agar lebih sedikit udara yang tertelan. Kalaupun harus bersendawa, ajarkan untuk melakukannya sepelan mungkin sambil menutup mulutnya.
Tip Mencegah Kebiasaan Jorok
1. Orangtua secara konsisten mengingatkan kepada anak, sekaligus juga memberikan alasan, mengapa perilaku tersebut sebaiknya tidak dilakukan.
2. Orangtua secara konsisten, memberikan contoh mengenai perilaku yang dimaksud. Misal, orangtua ingin agar anak cuci tangan sebelum makan, maka orangtua secara konsisten juga harus melakukan hal yang sama, yaitu mencuci tangannya sendiri sebelum makan. Tujuannya, agar anak meniru kebiasaan yang dilakukan oleh orangtua.
3. Memuji anak setiap kali ia berperilaku sesuai dengan tujuan. Misal, bila anak ingat untuk mencuci tangan sebelum makan, katakan bahwa dia pintar.
4. Kebiasaan – baik atau buruk – terbentuk lewat pengulangan suatu perilaku secara sadar. Menghilangkan kebiasaan jorok anak juga dapat dilakukan dengan prinsip yang sama. Teruslah mencegah anak melakukannya sampai anak mampu mencegah dirinya sendiri.
Source: okezone.com
No comments:
Post a Comment