Butuh waktu 45 menit dari Derawan ke Pulau Kakaban menggunakan kapal boat. Biaya sewa boat ini bisa tiga kali lipat dibandingkan kapal nelayan yang hanya memerlukan ongkos Rp300 ribu untuk jarak yang sama.
Pulau ini dikelilingi tebing tinggi, sebelah barat luar tebing terhampar dataran rendah selebar 50 meter yang terdiri dari batu karang. Dari dataran karang itu Anda bisa merapat, tentunya dengan baju renang dan peralatan snorkling. Beberapa bagian dataran masih tertutup air laut sekira 30 cm. Pada genangan air terlihat segerombolan ikan kecil seukuran teri berwarna hijau cerah mengelilingi karang.
Di kaki tebing terdapat tangga kayu yang menanjak kemudian menurun berjarak 120 meter, menuntun Anda ke tepi danau di balik bukit. Tangga ini terbuat dari kayu meranti dan di kiri kanan tangga tampak rerimbunan pohon bakau diselingi pohon tropis lain yang menjulang tinggi membentuk hutan mangrove, seperti tanjang (Bruguiera), apiapi (Avicennia), dan pidada (Sonneratia).
Sebagai pulau atol yang memiliki laguna berair payau di dalamnya, Kakaban tergolong langka. Sebab, di dunia ini diketahui hanya ada dua yang memiliki kondisi serupa, yaitu Kakaban dan Pulau Palau, di Mikronesia, berjarak 1.000 kilometer dari Filipina.
Pulau Kakaban berbentuk angka "9"; di sebelah utara terdapat atol atau batu karang berbentuk cincin dan di dalamnya terbentuk laguna yang dinamai penduduk setempat Danau Kakaban.
Danau Kakaban berisi air payau yang dihuni beragam biota laut yang mengalami evolusi selama terkurung di dalamnya, hingga memiliki sifat dan tampilan fisik yang berbeda dengan spesies sejenisnya yang berada di laut. Salah satu di antaranya ubur-ubur berbadan bening layaknya piring kaca (Aurelia aurita) dan beberapa jenis lainnya yang tampak jauh lebih mungil seukuran ujung jari telunjuk (Tripedalia cystophora).
Sedangkan yang sekepalan tangan, ibarat bola lampu pijar berwarna biru kecoklatan (Martigias papua) jumlahnya lebih dominan di antara lainnya. Bersama ketiga jenis ubur itu, terdapat juga spesies ubur-ubur Cassiopeia ornata yang menjadi trade mark Pulau Kakaban.
Yang membedakan spesies endemik ini dengan ubur-ubur di laut lepas adalah hilangnya kemampuan menyengat. Sedangkan kebiasaan unik Cassiopeia adalah berenang secara terbalik. Dengan menghadapkan "kaki" atau tentakel ke atas.
Ada delapan jenis ikan di Danau Kakaban, empat di antaranya adalah serinding (Apogon lateralis), puntang (Exyrias puntang), teri karang (Antherinomorus endrachtensis) dan ikan julung-julung (Zenarchopterus dispar). Pada akar Rhizopora yang terbenam di tepian Danau Kakaban banyak ditemukan alga Halimeda dan Caulepa, yang mirip anggur kecil berwarna hijau. Kakaban bisa dikatakan sebagai benteng terakhir tempat biota laut di kawasan terlindung dari serbuan manusia yang populasinya sudah kian meningkat.
Sisi luar Pulau Kakaban merupakan tebing yang tinggi dan curam yang langsung masuk ke laut, dengan terumbu karangnya yang sangat indah, bergua-gua dan lorong-lorong, menjadi surga bagi penyelam. Pulau Kakaban secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Berau, Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur.
Siapapun yang menjelajahi Danau Kakaban dengan perlengkapan selam/snorkel, atau menonton dokumentasi video bawah air akan memahami mengapa Kakaban patut menjadi sumber kebanggaan nasional.
Dunia penyelaman telah mengenal beberapa titik penyelaman disekitar Pulau Kakaban, yaitu Barracuda Point, The Drift, Cabbage Patch, The Wall, Blue Light Cave, The Plateau, Rainbow Run, Diver's Delight dan The North Face. Variasi dari berbagai tipe lokasi penyelaman ini sangat menarik bagi para penyelam yang berpengalaman.
Medan yang sulit, berbahaya dan tidak adanya tempat berlabuh di Pulau Kakaban menjadikan lokasi selam ini penuh tantangan. Catatan para penyelam juga memberikan gambaran, hewan-hewan yang ada di danau ini mempunyai cahaya lebih berwarna warni ketika hari semakin gelap.
Berikut beberapa foto:
terlihat pulau tsb seperti angka '9' |
Salah satu dari ubur-ubur |
kita bisa melihat beberapa biota laut |
ada banyak sekali ubur-ubur |
terlihat ubur-ubur bisa digenggam dengan tangan kosong |
No comments:
Post a Comment