Aksi bunuh diri dianggap sebagai jalan keluar dari rasa tertekan dan akumulasi permasalahan. Ada macam-macam penyebab dan gejalanya.
Diutarakan psikolog Universitas Indonesia Tiwin Herman, yang juga pengelola situs www.janganbunuhdiri.net, menurut sementara orang bunuh diri terlihat sederhana, tapi bagi pelaku, mereka sudah pada puncak rasa putus asa sehingga sulit mencari sisi positif apapun lagi dari hidup mereka.
"Dulu gantung diri, kemudian minum racun serangga. Sekarang yang paling cepat adalah melompat," ujarnya kepada VIVAnews.com.
Ditambahkan Tiwin, banyak aksi bunuh diri dilakukan dengan tekad dan komitmen khusus. Ini seperti yang ditunjukkan para pelaku bom bunuh diri atau mereka yang bunuh diri karena melihatnya sebagai jalan keluar dengan cara pintas.
Semua pelaku bunuh diri biasanya meninggalkan tanda-tanda khusus, misalnya dengan meninggalkan pesan, foto, atau informasi lain sebelum menjemput maut.
Mereka juga akan memperlihatkan gejala tertentu: drastis berubah sikap, emosional, sedikit bicara, murung, menyendiri, sampai malas makan. "Dalam kasus ini, temani mereka dan jauhkan dari benda berbahaya. Mereka akan selalu mencari perhatian," ujarnya.
Kasus bunuh diri paling banyak terjadi pada orang yang memiliki masalah kekerasan dalam rumah tangga, percintaan, dan ekonomi. "Setiap hari saya mendengar cerita. Paling banyak persoalan mereka adalah kekerasan dalam rumah tangga. Ekonomi ternyata bukan lagi jadi yang terbanyak," ujarnya.
Belakangan ini aksi bunuh diri dengan menerjunkan diri dari gedung tinggi seperti menggejala. Salah satunya adalah Iwan yang melompat dari lantai 9 Hotel Boetiq, Jakarta Barat. Kini Iwan masih dirawat intensif di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat. Luka parah yang dideritanya membuat sejumlah dokter ahli haru bekerja keras. Menurut keterangan istri korban, Iwan depresi gara-gara persoalan keluarga.
Source: vivanews.com
No comments:
Post a Comment